Erick Thohir Tawarkan Solusi Agar Ekosistem Industri Media Makin Sehat

News128 Dilihat

SATYA BHAYANGKARA | JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menyerukan kalangan media memperbaiki ekosistem di industri media agar sehat.

Salah satu indikasi kesehatan ekosistem media adalah besarnya aliran keuntungan yang mengarah ke pelaku industri di dalam negeri.

Saat ini, keuntungan terbesar di industri media masih disedot oleh para pemilik platform asing.

Demikian Menteri BUMN Erick Thohir saat berbicara dalam Seminar Leaders Vision, Grand Launching Jaringan Pemred Promedia (JPP) di Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Menurut Erick, membangun ekosistem pada sebuah industri merupakan satu hal yang sedang gencar dilakukan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini.

Contohnya, ekosistem baterai listrik yang sebelumnya hanya mengandalkan perdagangan mineral mentah berupa Nikel.

“Awalnya kita berpuas diri dengan 1 miliar USD (dari perdagangan bahan mentah) nikel, tetapi setelah diturunkan sekarang bisa 33 miliar USD,” ungkapnya.

Industri media pun, ujarnya, sebaiknya melakukan hal yang sama. Pelaku industri media harus duduk bersama dengan pemerintah untuk membangun ekosistem ekonomi digital yang kuat di lingkungan media.

“Yuk kita dorong ekosistem ekonomi digital dengan payung hukum yang jelas, dan berpihak kepada Indonesia,” tegas Erick.

Indonesia, kata Erick, harus memiliki keberanian yang sama dengan negara – negara di dunia yang mereview pemilik platform digital yang dianggap tidak berpihak pada ekosistem nasionalnya. Ini sudah dilakukan antara lain oleh Amerika Serikat yang akan mereview Tik Tok.

“Kenapa kita tidak bisa? Mau sampai kapan sebagai pasar bangsa besar kita digerogoti oleh bangsa asing terus,” ujarnya.

Adanya platform asing itu harus diatur agar mau masuk sebagai bagian dari ekosistem digital Indonesia. Ini ditujukan antara lain agar lapangan kerja tercipta secara maksimal di dalam negeri.

“(Di industri media), yang belum kita sadari, ekosistem iklannya sendiri tidak ada di sini (Indonesia). 80% iklan digital itu ada di Facebook, Google, dan Tik Tok. Kita selalu dilema, dan terjebak dengan ekosistem yang dibuat orang lain. Kita tidak punya ekosistem sendiri,” tegas Erick.

Jika industri media sukses, maka industri lain pun bisa sukses juga. Salah satunya adalah industri game lokal, yang menurut Erick, sedang tidak baik – baik saja.

“Sebanyak 9 miliar USD pergi ke luar negeri. Tidak ada game lokal (yang menerima manfaat). Secara industri, (industri game lokal itu) seperti tumbuh, tetapi secara transaksi tidak,” kata Erick. (*)

Pewarta : Cicin sri