SATYA BHAYANGKARA JENEPONTO — Salah satu warga Dusun Ganrang-ganrang yang bernama Sawalin 60 tahun yang dulu berprofesi sebagai tukang becak Di Makassar, kini beralih pekerjaan Memproduksi gulah merah yang Terbuat dari tetesan air nira dari Pohon lontar di Dusun Ganrang-ganrang Kelurahan Bontoa Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto ( sul-sel ) Kamis 6/7/2023
Beginilah keseharian pak sawalin yang hanya mengandalkan tenaga dan fisiknya untuk memanjat pohon lontar setiap pagi dan sore mengumpulkan tetesan air nira dari Pohon lontar tak mengenal Lelah panas atau hujang demi masa depan istri dan anaknya.
Pak Sawalin saat ditemui awak media ditempat kerjanya”‘ Mengatakan” Saya bersama istri Rutin memproduksi gula merah Di kebun setiap hari, kami mengumpulkan tetesan air nira atau tuak,untuk dimasak dan dijadikan gula arang atau gula merah,setiap hari kami hanya bisa mengumpulkan 12 jergen air nira, Itupun terkadang kurang dari dua belas jergen, karena tidak menetap
Lanjut pak Sawalin” ketika semua Tuak sudah saya kumpulkan dan disatukan diwajang, itu sudah tugas istri saya yang memasak sampai matang dan dicetak menjadi gula merah dan dalam 12 Jergen tuak itu bisa menghasilkan 8 sampai 10 biji perhari dan memakan waktu proses pembuatannya sekitar 4 sampai 5 jam” tutupnya
pak sawalin menghidupi anak dan istrinya dengan cara menjual gula arang,atau gula merah dengan buatannya sendiri dikebun miliknya Bersama istrinya
Dimana penghasilan pak sawalin tidak menetap,terkadang bisa menjual gulah arang delapan biji perhari dan terkadang juga kurang dari delapan biji,itu tergantung dari tetesan air nira atau tetesan tua dari pohon lontaranya.
pak sawalin mengerjakan pekerjaan tersebut sudah sekitar kurang lebih dua puluh tahun lamanya,karena hanya itu mata pencariannya selain dari pada bertani.
pak sawalin berharap akan adanya bantuan dari pihak pemerintah,agar bisa membantu meringankan beban bapak sawalin,karena bapak sawalin hanya seorang petani yang setiap hari mencari nafka dikebun lontarnya,mengumpulkan tetesan air nira sedikit demi sedikit untuk bisa dimasak dan dijadikan gula arang,agar mereka bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Pimpinan Redaksi Satya Bhayangkara Muh Darwis Dg Situju saat menemui pak Sawali Ditempat kerjanya, menyayangkan Karena wajang yang ia pake kecil tidak sesuai dengan tuak yang ia kumpul setiap hari dan pondok tempat kerjanyapun sudah hampir Roboh akibat termakan usia, dan saya minta kepada pemerintah terkait untuk segera memberikan Bantuan kepada pak Sawalin” Ucapnya”
Pewarta Manda