SATYA BHAYANGKARA | LUWU – Gereja Katolik Paroki Siti Maryam Saluampak Kabupaten Luwu dan Luwu Utara, Sulawesi Selatan merayakan kemenangan, kebangkitan Yesus dalam Paskah Wilayah 2 (dua), bertempat di Gereja Katolik Santo Antonius Pangalli Desa Dandang Kecamatan Sabbang Selatan Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan, Minggu 31 Maret 2024.
Bagi Umat Katolik, Paskah merupakan puncak perayaan yang selalu dirayakan dengan khidmat yakni, perayaan Iman atas sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus dari alam maut untuk menebus dosa manusia.
Namun, sebelum sampai ke perayaan puncak ini, umat Katolik sudah diawali 40 hari sebelumnya selama pra Paskah atau Puasa dan Pantang dan dalam proses pertobatan pribadi dan komunal, yakni di Masa Pra Paskah atau Puasa.
Hal tersebut disampaikan Pater Samuel Maranresy, MSC Provincial MSC Indonesia, Minggu 31 Maret 2024 bahwa, masa pertobatan Pra Paskah (Puasa) ini dilaksanakan selama 40 hari, dimulai pada perayaan Rabu Abu, yang telah dirayakan pada bulan lalu, di mana semua orang Katolik menerima pengolesan abu di dahinya sebagai lambang atau ajakan untuk bertobat dan percaya kepada Injil.
Kita melakukan berpantang dan berpuasa. Ketika kita bisa memaknai penderitaan berpantang dan berpuasa, maka kita bisa memaknai penderitaan Yesus Kristus. Dengan begitu, kita akan mampu dan memperoleh kemenangan.
Di masa 40 hari Pra Paskah atau Puasa diberi nama Aksi Puasa Pembangunan, yang secara serentak pula Gereja Keuskupan Agung Makassar, mengajak segenap umat untuk menjalani pertobatan bersama. Dalam menjalani masa Pra Paskah atau Puasa 40 hari, mulailah umat Katolik memasuki perayaan Paskah. Ada tiga upacara Paskah yakni, Kamis Putih, Jumat Suci dan Hari Raya Minggu Paskah atau Kebangkitan Yesus dari kematian.
“Di dalam upacara Kamis Putih itu dilaksanakan misa kudus untuk merayakan peristiwa Yesus mendirikan ekaristi atau misa kudus, di dalam Perjamuan TerakhirNya,” ujar Pater Samuel.
Selain itu, di dalam upacara ini juga dilaksanakan pengenangan kembali tindakan Yesus membasuh kaki 12 MuridNya atau RasulNya.
Upacara Kamis Putih ini, ditutup dengan kegiatan Tuguran atau Berjaga Bersama Yesus Yang Bersengsara, sampai tengah malam.
Selanjutnya, pada hari Jumat Agung dikenangkan Sengsara dan Wafat Yesus dengan Ibadat Penghormatan Salib pada hari Jumat Suci atau Jumat Agung dilaksanakan 2 upacara, yang pertama upacara Jalan Salib atau Via Dolorosa untuk mengenang perjalanan Sengsara Yesus mulai dari Pengadilan Pilatus hingga peristiwa Penyaliban dan Wafat Yesus di gunung Golgota atau disebut juga gunung tengkorak.
“Upacara Jalan Salib ini juga dilakukan pada setiap hari Jumat selama masa Pra Paskah atau Puasa. Sedangkan pada sore harinya, tepatnya pukul 15.00 dilaksanakan upacara mengenang Yesus Wafat di salib,” terangnya.
Sehingga pada hari Jumat Suci ada 3 Ibadat Penghormatan Salib. Di tengah ibadat suci ini juga akan dilaksanakan penghormatan salib oleh semua umat dan pewartaan Kisah Sengsara Yesus Kristus atau nyanyian Passio, dalam keheningan liturgi, sebagai permenungan akan sengsara dan wafat Yesus.
” Dan memasuki hari Sabtu, di semua Gereja Katolik seluruh dunia tidak ada upacara misa kudus di pagi hari. Yang ada adalah suasana keheningan mengenang Wafat Yesus. Baru pada senja dan malam harinya, dimulailah upacara Malam Paskah, yakni malam tirakatan Kebangkitan Yesus,” tambah Provincial MSC Indonesia.
Sehingga umat Katolik memperingati kebangkitan Yesus Kristus setelah peristiwa kematian Yesus di kayu salib. Sehingga hari itu dikenal dengan Jumat Agung.
” Yesus Wafat di kayu salib dan dimakamkan. Maria ingin mengunjungi tapi sampai disana makam sudah kosong, dan tertata dengan rapi. Kemudian ada dua orang saksi yang mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit dan Maria pun percaya,” cerita Pater Samuel dengan singkat.
Momen Paskah memberi arti dan menjadi lambang kemenangan umat Kristiani.
” Dan Paskah sejatinya adalah ketika kita mampu mewartakan kebangkitan itu kepada semua orang, dan akhirnya setiap orang mendapatkan damai Paskah,” tuturnya.
Sementara itu makna Paskah dalam refleksi kemanusiaan dan hidup bersama. Paskah bagi umat Kristiani mengajarkan arti penting tentang kasih yang mengalahkan kekerasan, kasih yang mengampuni mereka yang berdosa dan berbuat keji, kasih yang memulihkan kehidupan dari kebencian, kemunafikan dan kepentingan diri sendiri.
Paskah memberikan pelajaran kehidupan kepada kita, bagaimana ketidakadilan, kekerasan dan perbedaan kepentingan dapat diredam dengan tindakan menerima, mendoakan, dan mengampuni. Inilah keteladanan Iman yang tersurat dan tersirat dari peristiwa Paskah Kristiani yang dirayakan dan direnungkan hari ini, Minggu 31 Maret 2024,” terangnya.
Sehingga thema Paskah tahun 2024 ini yakni, ” Hidup Sebagai Alat Kebenaran Nya “, diusung dari Firmam Tuhan dalam Roma 6 ayat 13 yang berbunyi, ” Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.”
Pater Samuel menjelaskan bahwa, Paskah bagi umat Kristiani menjadi kesempatan untuk merefleksikan, merenungkan, dan memaknai perjalanan hidup seorang beriman. Peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan menjadi permenungan bahwa, dinamika kehidupan yang tidak jarang membawa manusia jatuh ke dalam dosa atau kebiasaan buruk dipulihkan kembali oleh penebusan dan pengorbanan Yesus di kayu salib. Kebangkitan Yesus Kristus juga menjadi keyakinan Iman bahwa Allah berkuasa, dan menang atas alam maut.
Sekadar untuk diketahui bahwa, perayaan Paskah Wilayah 2 Paroki Siti Maryam Saluampak meliputi Gereja Katolik Stasi Santo Antonius Pangalli, Stasi Santo Paulus Rantebone, Stasi Santo Stefsnus Rambakulu, Stasi Santo Yohanes Pembaptis Tondok Tanga, Stasi Santo Yakobus To’ Bau, Stasi Santo Martinus Tete Uri, Stasi Lara Tiga dan Gereja Katolik Stasi Mangkallang.
Perayaan Paskah Gereja Katolik Paroki Siti Maryam Saluampak Wilayah 2 dihadiri Kepala Desa Dandang Haeruddin Jumain, Kepala Dusun Pangalli Natal, Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
Sementara Ketua Panitia Paskah Wilayah 2 sekaligus Ketua Stasi Santo Antonius Pangalli, Yustus Bunga menerangkan bahwa, peristiwa Paskah semestinya membawa umat Kristiani secara khusus, dan manusia pada umumnya untuk semakin dekat dengan Yesus. Semakin memiliki kemiripan dengan karakter dan keteladanan Yesus dalam kehidupan nyata. Dan mampu menghayati dan menghidupi untuk mengungkapkan kebenaran, berkorban untuk mendatangkan kebaikan, kesetiaan ditengah kesulitan dan tantangan hidup,” terangnya.
Dia menambahkan bahwa,” ketaatan kepada Allah untuk tidak lelah berbuat kasih kepada sesama meskipun disakiti, di bully dan dilukai, serta berani memaafkan dan mengampuni mereka yang telah berbuat buruk kepada kita.
” Dengan demikian kemenangan Paskah adalah kemenangan atas kebaikan hati terhadap kebencian, kemenangan pengampunan terhadap balas dendam, kemenangan hati yang baik terhadap hati yang keras. Intinya, Paskah mengajak umat Kristiani untuk menepis kebencian, mengurai dendam, mencairkan kebekuan hati dengan menaburkan cinta dan kebaikan,” jelasnya.
Pewarta: Yustus
Editor : Asmail Tutu