Aron Kelitadan: Saya Pemegang Kunci Rahasia SKK Migas Dan Inpex Masela

News902 Dilihat

 

satyabhayangkara.co.id| Saumlaki_
Paulus Laratmase, Direktur Eksekutif LSM Santa Lusia mengatakan kepada media ini bahwa pada tanggal 20 Desember 2023, ketika makan bersama Aron Kelitadan di sebuah warung dekat Kantor Perwakilan Inpex di Saumlaki bersama dengan dua orang stafnya, Aron Kelitadan mengatakan, “Jika manajemen Inpex berani mengeluarkan saya dan tidak bekerja lagi, maka semua rahasia Inpex akan saya beberkan kepada public, karena selama ini Inpex lebih banyak melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan kepentingan dan harapan masyarakat.” Sabtu (01/06/24) siang.

Lanjutnya menuturkan Aron Kelitadan adalah seorang koboi yang bisa seenaknya menjual orang Tanimbar demi isi perutnya, gaya sombongnya mengabaikan panggilan seorang Kapolres Kepulauan Tanimbar bahkan mengatakan, “Seorang Deputi Pengamanan SKK Migas Irjen Pol. Bambang Priyambadha akan mencopot Kapolres Tanimbar,” sebuah pernyataan angkuh dan menganggap diri paling hebat.

Sambungnya, Aron melakukan tindakan conflict of interest yang melanggar SOP Inpex, namun sayangnya semua dianulir dan masyarakat dikorbankan. “Mungkinkah seorang Aron Kelitadan memegang kunci semua rahasia SKK Migas Pamalu dan Inpex Masela sehingga bagaikan buah simalakama, maju kena mundur kena? Aron pun pada akhirnya dengan gaya lenggang kangkung karena tak satupun pelanggaran bisa menjeratnya dalam lingkaran setan penderitaan Masyarakat Lermatang.”

Menurutnya, Aron lebih senang melihat masyarakat Tanimbar menderita, tanpa rasa iba sedikitpun, berbagai investigasi jurnalis yang mengarah pada tindak pidana, pelanggaran terhadap SOP, conflict of interest dan melanggar code of conduct sekalipun, Aron bahagia, karena SKK Migas dan Inpex melindunginya.

Lanjutnya menuturkan, surat resmi LSM Santa Lusia telah dikirim kepada SKK Migas Papua-Maluku di Sorong, ditembuskan kepada Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan para petinggi Inpex di Jakarta pada tanggal 23 April 2024, sampai saat ini belum mendapat tanggapan dari Kepala SKK Migas Papua-Maluku.

Para jurnalis telah mengikuti prosedur menyurati Kepala SKK Migas Pamalu, koordinasi telah dilakukan dengan seorang Galih Agustin senior manager SKK Migas Pamalu, namun sampai hari ini semua mentah.

Beberapa kali Kepala SKK Migas Papua-Maluku, Subagyo ditelpon, menghindar dan tidak mengangkat handphone, ia bahkan menjawab melalui whatsapp, dengan mengatakan, “telpon saja yang menangani langsung persoalan desa Lermatang, senior manager, Agus Setiawan.”

Agus Setiawan, suatu ketika ditelpon mengatakan, “Mentalitas orang Tanimbar kerja sedikit banyak menuntut, sudah saatnya merubah pola pikir, bahwa Tanimbar ke depan bukan hanya persoalan pembayaran long line rumput laut oleh PT. Taka, masih banyak sekali pekerjaan ke depan akan menjadi bagian utuh dari Masyarakat Adat Desa Lermatang, untuk itu perlu sebuah kesadaran bersama bagaimana kehadiran Inpex membawa kesejahteraan bukan saja bagi Masyarakat Adat Desa Lermatang, Tanimbar, tetapi untuk Maluku bahkan Indonesia secara menyeluruh.”

Memilah berbagai peristiwa yang dicatat dengan apik, peristiwa-peristiwa di atas ingin dianalisa dalam sebuah alur, seorang Kepala SKK Migas Pamalu Bernama Subagyo dengan gaya responsif seorang pimpinan SKK Migas Pamalu, bernama Subagyo yang introvert dan slow motion menganggap remeh orang yang dianggapnya tidak selevel.

Peristiwa Masyarakat Adat Lermatang yang sudah diinvestigasi para jurnalis, ditulis dengan gamblang di media, bahkan melalui LSM Santa Lusia, suara mereka disalurkan dalam sebuah surat resmi, dianggap remeh olehnya.

Seorang Pimpinan SKK Migas Pamalu bernama Subagyo tidak melihat bahwa siapapun orangnya yang ditemui dalam tupoksinya sebagai pimpinan SKK Migas adalah setitik atom yang bermakna pada sebuah realitas besar bernama Blok Masela bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

“ Membalas surat saja, dianggapnya tidak penting dalam sebuah sistem administrasi publik yang sejatinya sebuah etika administrasi, sebaiknya diterapkan dalam sebuah manajerial sekelas SKK Migas Pamalu, sayang sekali, gaya kepemimpinan yang masa bodoh terhadap berbagai peristiwa berdampak kesengsaraan dialami Masyarakat Adat Lermatang.” Tukasnya.

Galih Agustin Setiawan
Melalui telpon seluler, ia menggambarkan pengalaman empiriknya di lingkungan dunia minyak dan gas, sebagai orang lapangan yang banyak berhadapan dengan dialektika hidup masyarakat, pada akhirnya pernyataan di atas menjadi rujukkan ketika ditelpon, bisa juga benar apa yang menjadi pernyataan seorang Galih Agustin Setiawan.

“ Sebagai orang anak Tanimbar, saya tidak merasa tersinggung dengan pernyataan ini. Namun perlu dikritisi, jika itu benar dari hasil penelitian dan kajian ilmiah, sejauhmana sebagai orang intelektual melakukan pendekatan agar terdapat solusi menghindari berbagai konflik berkepanjangan dari ketidak-tahuan Masyarakat Adat Lermatang.” Ujarnya.

Selanjutnya Paul menjelaskan, memiliki pengetahuan hebat berarti memiliki kemampuan mengatasi konflik bagaimana mensintesakan berbagai kepentingan Masyarakat Adat Lermatang, Pemerintah Daerah, Inpex dan SKK Migas sebagai representasi negara memperjuangkan kesejahteraan mereka, namun sayang sekali, sikap menganggap remeh ketika ditelpon menghindar dan tidak mau mengangkat handphone.

“ Memiliki pengetahuan hebat, pengalaman empirik dalam dan luar negeri, tidak membawa dampak signifikan terhadap perubahan sikap Masyarakat Adat Lermatang, terkesan saling melempar tanggunjawab, antara SKK dan Inpex.” Tegasnya.

SKK Migas Pamalu adalah representasi negara dalam perwujudan kesejahteraan rakyat bukan pencipta konflik bekepanjangan yang membawa Masyarakat Lermatang terombang-ambing dalam sebuah kepastian sikap yang tegas dari SKK Migas Pamalu.

“ Pernyataan di atas, jika belum mendapatkan penelitian ilmiah yang dipertanggunjawabkan, jangan begitu mudah membuat jastifikasi yang dapat menimbulkan konflik apalagi berhadapan dengan orang “sumbu pendek” maka bisa terjadi konflik individu tak terhindarkan.” Ujarnya mengakhiri.

Saudara Aron selaku Perwakilan relation external INPEX di Saumlaki ketika di hubungi media ini, belum memberikan konfirmasinya. (AL)