Pondok Ar–Rithah Memperingati Hari Maulid Nabi Muhammad SAW Menebar Kebaikan, Meneladani Rasul

News659 Dilihat

SATYA BHAYANGKARA JENEPONTO –Mengenal sosok Nabi Muhammad SAW lebih dekat, Menebar Kebaikan, Meneladani Sosok Rasul. Bersama Guru Besar UIN Alauddin Makassar Prof Dr. H. Firdaus Muhammad, M.A Hadir diMasjid Islam Ar–Rithah, Kelurahan panaikan, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto Dalam rangka Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
Senin, 16/9/ 2024.

Dengan adanya hari peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW ini, kita jadikan sebagai ajang untuk lebih memahami agama Islam dan Untuk lebih mengenal Rasul/Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Marilah kita bersama sama selalu berbuat kebaikan dan menolong sesama seperti yang di contohkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW serta selalu mengingat hari kelahirannya.

Ketua Yayasan Ar-Rithah Ustad Ali Akbar saat ditemui oleh awak media mengatakan, yayasan ini dulu hanya bergerak di bidang pendidikan keberadaan kita ini hanya didunia pendidikan sentuhannya untuk membangun karakter anak bangsa, dan memang sudah mengarah kemasyarakat, jadi semua karakter-karakter anak kita mau ajak dia di background yayasan islam berarti dia berbasis islam jadi semua orang tua yang memiliki untuk anaknya ini punya kultur maka ajak ke yayasan Ar–Rithah.

Ini sebenarnya apa yang kita lakukan dianggap masih kurang sekali karna hanya satu titik padahal sebenarnya tugas yayasan dan lembaga tujuannya bukan hanya satu titik saja, selain untuk bertugas membangun karakter, kami juga bagaimana keterlibatan dalam dinas sosial, dan saya lihat memang banyak mahasiswa-mahasiswa dari ormas dalam dinas sosial misalnya kebakaran dan sebagainya ya tentunya itu diambil mereka kami diskop yang masih terbatas sekali, kami mau menguji coba dan mau mendelegasi ini bahwa ternyata masih ada masyarakat yang membutuhkan dan seperti apa yang dibutuhkan masyarakat adalah terkait ketika dia kena musibah, tentunya seperti musibah kematian.

Apa hal-hal yang dia butuhkan salah satunya yaitu kain kafan maka inilah juga kita harus delagasi, kita buat komunitas agar bagaimana yayasan ini tersentuh lagi di dinas sosial dan alhamdulillah sudah 2 tahun ini sudah berjalan tapi kita punya skop masih terbatas, hanya pada lingkup-lingkup bungun ba’do, panaikang, ini ketika kami bisa siapkan sampai ratusan kain kafan paketnya ini mereka sudah siap untuk digunakan dan itu biayanya kalau orng kena musibah sampai 700 ribu kalau perempuan dan kalau laki-laki sampai 500 ribu per orang nah itulah tujuan kami.

Kami bukan penyandang dana akan tetapi kami berani berinisiasi untuk pemberi manfaat kemudian dipertemukan oleh penerima manfaat maka kamilah pengelolah manfaat yang dititipkan kekami tapi skop kami masih bija-bija jadi komunitas kami masih bija-bija bungung ba’do beliau yang menggagas bija-bija bungung ba’do nah dikomunitas bungung ba’do, karna semakin percayanya setiap ada yang kena musibah dibungung ba’do, kami hanya 15 menit pencet list itu sudah cukup dan saya kadang memberhentikan karna sudah cukup untuk 1 orang.

Cuman untuk kedepan ini kami bukan cuman 1 saja, harus persiapkan memang timnya dan kita harus buat SOP nya bagaimana mereka tim akan merangkap dan berapa biaya yang harus disiapkan itulah yang kami coba persiapkan, dan SOP nya sudah jelas bahwa ketika sudah terkumpul sekian paket itu sampai ratusan, dan itu tinggal kita buat siapa-siapa timnya yang akan merangkap misalkan ada yang kena musibah relawan harus menyerahkan dokumentasi siapa yang kena musibah dan siapa penerima manfaatnya itu semua sampaikan kekami dan tentunya kami berangkat dan yang tanggung akomodasinya adalah kami.

Tetapi skopnya ini tentunya lingkup masih terbatas sesuai dengan kemampuan dari lembaga kami untuk mengumpulkan pemberi manfaat, jadi kami juga berusaha mencari pemberi manfaat siapa yang mau jadi tim, kami ajak saja lewat media sosial makanya sangat butuh sekali media-media lain untuk membantu mengexpos program sosial kemanusiaan yang kami lakukan, cuman kami terkendala. karna tentunya hal seperti itu harus diakui oleh kementrian sosial, nah izin kami sudah ada, Akta notaris Yayasan kami juga sudah ada untuk program sosial.

Tetapi ketika memang skopnya akan keluar menasional untuk penggalangannya itu harus memang ada izin dari Kementrian Sosial khususnya dikabupaten bahwa dia adalah pengumpulan dana untuk program ini apakah berkelanjutan untuk jangka pendek atau jangka panjang, jadi program kami ini bukan jangka pendek akan tetapi jangka panjang nah itu mencakup bukan hanya masyarakat bungun ba’do saja cuman yang bergerak selama 2 tahun ini baru bungung ba’do saja dan itu alhamdulillah sudah ada dokumentasinya lengkap semua dan kami suda mulai memposting-posting juga di facebook pribadi kami sebagai untuk memperkenalkan dulu.

Tetapi untuk penggalangan belum dimedia sosial tapi akan kami coba karna kita juga harus tau bagaimana caranya advertising, jadi bagaimana caranya itu bisa menjadi comudity comrezing penggalangan dana dimasyarakat dan itu butuh keahlian khusus, nah itulah yang kami butuh pelajari dan isya Allah mungkin di Ar-Rithah ini kita bentuk juga team media untuk mengambil dokumentasi untuk melaporkan sesuai dengan kegiatan-kegiatannya.

Harapan kami ini kedepannya bagaimana masyarakat jeneponto ini bisa lebi maju lagi. Makanya kami banyak konsultasikan kepada Pak ketua DPRD Kabupaten Jeneponto, bahwa kami bukan meminta untuk mengalokasikan anggaran tapi kami hanya menyampaikan bahwa ada program kami makanya kami harus mintak pentunjuknya, karna tentunya kami tidak bisa bergerak kalau kami cuman sendirian saja makanya kami juga butuh orang lain termasuk media juga kami sangat butuhkan untuk membangun kepercayaan kami kepublik bahwa di Yayasan Ar-Rithah betul-betul ada kegiatan seperti ini.

Cuman dalam sistimnya serah kelola jadi siapa timnya harus bergerak termasuk Pak Bahtiar itu adalah bendahara yang tentukan, karna beliau adalah pengurus mesjid jadi semua organisasi ini berangkat dari mesjid, karna berangkat dari mesjid itu kebarhokahannya beda dari pada berangkat dari suatu organisasi Yayasan.

Pengurus mesjid yang mendelegasi kemudian bergerak, dan tujuannya bukan cuman kain Kafan tapi itu kita akan lanjutkan kepengadan branda dan hal-hal yang berhubungan dengan kematian, nah kalau misalnya kita punya kemampuan untuk pengadaan anbulans yaa kita pengadaan anbulans, nah sebenarnya kita ini sudah lakukan studi banding ke Jogja dengan Semarang itu hanya melihat program-programnya saja ternyata disitu sudah berjalan dan rata-rata mereka ada santunan duka, memberi santunan duka kepada anaknya.

Akan tetapi yang kami lakukan ini bukan santunan duka tapi santunan langsung kejenasanya karna hal-hal itu sekaran beda tipe masyarakat dulu cara beragamanya, masyarakat dulu dia siapkan memang kain kafannya ketika dia lahir, sekarang hampir setiap dirumah-rumah itu tidak ada yang siapkan, nah sekarang kita cobalah kehadiran dimasyarakat itu bahawa manfaatnya kemasyarakat kalau ada yg berduka tidak repot lagi karna adanya wadah seperti ini. Tutupnya

Undangan kegiatan tersebut turut dihadiri oleh KAPTEN Inf. Sayuti, Danramil Kecamatan Binamu yang diwakili oleh Bapak Babinsa Kelurahan Panaikang SERTU Khairul Arif, AKP. Bastion Kapolsek Binamu diwakili oleh Bapak Binmas Kelurahan Panaikang Aiptu. Pol. Akbar, dan Bapak Kelurahan Panaikang M. Japar GS, SE diwakili oleh Kepala Lingkungan Bungung Ba’do Bapak Muh Basir Khan, Ketua Yayasan Ar-Rithah Ustad Ali Akbar, Kepsek Ra Ar-Rithah Sunarti,S.pd, Kepsek Mi Angga Renaldi,S.pdi, Kepsek Mts Sinta Mutiara,S.pd, Kepsek SMP Ali Akbar Kamsad, M.pd, Kepsek SMK Nurlaela Kamsad, S.kep, Gr, Para Toko Agama Ismail, Palewa, dan Imam kelurahan Panaikang Sahabuddin, S.pd.i, serta seluruh para Wali Santri dan seluruh tamu undangan lainnya.

Pewarta : Ade Najamuddin

Editor : Muh Natsir Gassing, SE