SATYA BHAYANGKARA | JAKARTA, – 30 Januari 2025. Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar Musyawarah Perencanaan (Musren) Tahun 2025 pada Kamis hingga Jumat, 30 s.d. 31 Januari 2025, di hotel Ciputra, Jakarta Barat. Selaras dengan komitmen terhadap arah kebijakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), Musren tahun ini mengangkat tema “Implementasi Asta Cita melalui Strategi Penguatan Kolaborasi dengan Pendekatan Ikonik dan Tematik di Wilayah Rawan Narkoba, Perbatasan, dan Pesisir”.
Kepala BNN RI Marthinus Hukom dalam sambutan pembukaan Musren menyampaikan bahwa setiap program yang dirumuskan harus tepat sasaran agar efektif dalam menekan tingkat ancaman narkoba.
Ia menegaskan untuk tidak menjadikan kegiatan musyawarah perencanaan tahunan hanya sebagai ajang seremonial tanpa makna dan hasil yang konkret, sebaliknya pertemuan ini diharapkan dapat menjadi sarana produktif terhadap ide pembaruan yang dibutuhkan dalam mereformulasi program.
“Kepala BNNP harus menjadi motor penggerak. Rumuskan usulan inovasi dengan pendekatan tematik yang sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing,” tegasnya.
Sementara itu terkait dengan pendekatan strategis, Marthinus Hukom mengatakan akan melanjutkan strategi tahun sebelumnya dengan menambahkan 1 pendekatan.
Dengan demikian pada tahun 2025 ini BNN memiliki 6 pendekatan strategis dalam memerangi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Keenam strategi tersebut yaitu penguatan kolaborasi, penguatan intelijen P4GN, penguatan wilayah pesisir dan perbatasan negara, tematik dan ikonik, serta 1 strategi tambahan yaitu penguatan sumber daya dan infrastruktur.
Berkaitan dengan enam strategi tersebut, dalam pertemuan yang dihadiri oleh seluruh jajaran eselon I dan II di lingkungan BNN Pusat, seluruh Kepala BNN Provinsi, dan BNN Kota/Kabupaten, Marthinus Hukom menyampaikan beberapa penekanan sebagai berikut:
• Pembentukan tim oleh Kepala BNN Provinsi dalam mendorong pembuatan regulasi seperti peraturan daerah yang mendukung implementasi kolaborasi P4GN.
• Pembentukan unit analisis intelijen yang mampu untuk melakukan analisa hingga ke ruang digital.
• Penguatan perbatasan dengan membangun jejaring komunikasi dan membuat benteng-benteng sosial melalui figur yang dapat dijadikan patron.
• Membentuk Satuan Tugas (Satgas) pengejaran DPO kasus narkoba di luar negeri dengan segera.
• Mengimplentasikan pendekatan tematik dengan membuat kegiatan yang ‘dilihat’ dan mendapatkan atensi tidak hanya oleh masyarakat, tetapi juga pengedar dan bandar.
• Melakukan penguatan sumber daya melalui corporate university yang saat ini sedang dibangun.
Di akhir arahannya, Kepala BNN RI juga menekankan pentingnya integritas dan dedikasi dalam menjalankan tugas. Ia mengingatkan bahwa para bandar narkoba memiliki kekuatan finansial yang besar dan bisa mempengaruhi loyalitas aparat penegak hukum.
Oleh karena itu, Ia berpesan kepada seluruh jajaran untuk selalu hidup sederhana, bersyukur dengan apa yang dimiliki, dan menjaga profesionalisme dalam bekerja.
“Penegak hukum saat ini sedang menjadi sorotan. Lakukan yang terbaik untuk masyarakat. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak Kita inginkan,” pungkasnya.
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba #
Pewarta : Arif prihatin