Pesan Ketua MA: Jaga Integritas Hakim Perikanan di Ujung Timur Nusantara

News3 Dilihat

SATYA BHAYANGKARA | JAKARTA, –  Senin,16 Juni 2025. Pesan moral yang disampaikan Prof. Sunarto, sesungguhnya bukan hanya nasihat bagi hakim-hakim baru, tetapi menjadi pengingat abadi, bagi seluruh insan peradilan, bahwa keadilan sejati hanya dapat tegak di atas pondasi integritas yang kokoh.

Ketika Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Prof. Dr. Sunarto, S.H., M.Hum., memberikan pembinaan kepada para hakim Angkatan IX Mahkamah Agung, penulis secara pribadi, sebagai bagian dari keluarga besar peradilan, merasakan sentuhan dan penguatan dari pesan moral dimaksud.

Setelah lebih 5 tahun, mengabdi sebagai Hakim Ad Hoc Perikanan di Pengadilan Negeri Merauke dan kini memasuki masa penugasan kedua, penulis semakin menyadari betapa relevan dan berharganya pesan tersebut, sebagai kompas etik menjalankan tugas kehakiman, khususnya di lingkungan peradilan perikanan.

Integritas: Pilar Utama dalam Menghadapi Tantangan di Wilayah Perbatasan

Merauke, sebagai gerbang timur Indonesia, wilayah unik dan kompleks. Selain berbatasan langsung negara tetangga, daerah ini pusat strategis aktivitas perikanan, konservasi sumber daya kelautan, serta dinamika sosial ekonomi masyarakat pesisir. Di tengah beragam kepentingan atas sumber daya laut, potensi godaan dan tekanan independensi hakim kerap muncul, baik secara halus atau secara terang-terangan.

Oleh sebab itu, pesan Ketua MA bahwa integritas ujian seumur hidup bagi seorang hakim bukanlah sekadar slogan. Setiap putusan yang diambil di ruang sidang, sekecil apapun perkara yang ditangani, sejatinya ujian bagi martabat keadilan, itu sendiri. Integritas benteng utama, agar hakim tidak tergelincir dalam kompromi moral, yang berpotensi meruntuhkan kepercayaan publik.

Profesionalisme Hakim Perikanan di Era Dinamika Digital

Peradilan perikanan saat ini, juga menghadapi tantangan baru yang tidak ringan. Pesatnya arus informasi digital, ramainya pemberitaan daring mengenai kasus-kasus sumber daya alam, hingga tekanan opini publik di media sosial, jadi faktor eksternal yang harus dikelola secara bijaksana oleh seorang hakim. Tidak jarang, sebelum persidangan dimulai, opini publik telah lebih dahulu membentuk persepsi, yang dapat memengaruhi suasana persidangan.

Sebagaimana diingatkan Ketua MA, profesi hakim merupakan pekerjaan sunyi, jauh dari sorotan kemewahan, namun sarat tanggung jawab moral. Putusan hakim, bukan semata produk dari pengetahuan hukum, melainkan hasil perenungan yang jernih, mempertimbangkan keadilan substantif, menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan sekaligus berikan kepastian hukum bagi seluruh pihak.

Rasa Memiliki sebagai Bentuk Penghormatan Institusional

Dalam menjalankan tugas di wilayah perbatasan, rasa memiliki (sense of belonging) terhadap lembaga peradilan menjadi kekuatan batin, yang terus menyulut semangat pengabdian. Pesan Ketua MA, agar para hakim senantiasa memiliki rasa kepemilikan terhadap Mahkamah Agung, memiliki makna mendalam. Penulis menyadari setiap langkah, putusan, dan perilaku hakim, meskipun berada di daerah terpencil sekalipun, tetap jadi cerminan kewibawaan institusi di mata publik.

Sebagai Hakim Ad Hoc, penulis sangat menghargai upaya Mahkamah Agung RI dalam terus memperhatikan kesejahteraan, serta membina etika seluruh aparatur peradilan. Dukungan institusional inilah, semakin menguatkan komitmen untuk menjaga integritas, secara lurus dalam menjalankan amanah.

Menjadi Bagian dari Warisan Peradilan yang Berintegritas

Sebagaimana harapan Ketua MA, para hakim di seluruh penjuru negeri, termasuk wilayah perbatasan seperti Merauke, bertekad menjadi bagian pembangunan warisan peradilan yang berwibawa. Bagi penulis, integritas bukan sekadar slogan, melainkan napas pengabdian yang dijaga setiap hari, baik di ruang sidang, di tengah masyarakat, maupun dalam kehidupan pribadi.

Pesan moral yang disampaikan Prof. Sunarto, sesungguhnya bukan hanya nasihat bagi hakim-hakim baru, tetapi menjadi pengingat abadi, bagi seluruh insan peradilan, bahwa keadilan sejati hanya dapat tegak di atas pondasi integritas yang kokoh.

Semoga amanah pengabdian ini, senantiasa dapatkan bimbingan dari Tuhan Yang Maha Esa, agar kami tetap istiqamah jaga martabat keadilan bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Salam dari Ujung Timur Indonesia.

Penulis: Unggul Senoadji

Sumber : Humas MA

Pewarta : Arif prihatin