Kemenpar: GWB di Pulau Penyengat Kepri Wujud Komitmen Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

News37 Dilihat

SATYA BHAYANGKARA | TANJUNGPINANG, – Selasa, 12 Agustus 2025. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melaksanakan program Gerakan Wisata Bersih (GWB) sebagai bentuk komitmen dalam penguatan tata kelola destinasi yang bersih, sehat, dan berkelanjutan di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).

Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Transformasi Digital dan Inovasi Pariwisata, Masruroh dalam keterangannya, Selasa (12/8/2025) mengatakan GWB di Pulau Penyengat menekankan pendekatan kolaboratif, tidak hanya sebagai agenda seremonial, tetapi sebagai bentuk penguatan atas inisiatif lokal yang telah berkembang, sekaligus menjadi wahana apresiasi terhadap praktik-praktik baik yang muncul dari masyarakat.

“Oleh karena itu kami melaksanakan GWB di wilayah ini pada 30 Juli 2025 dengan melibatkan sekitar 519 peserta yang terdiri dari perwakilan Kemenpar, perwakilan Pemerintah Provinsi Kepri, pelaku pariwisata, dan pihak-pihak terkait lainnya,” kata Iyung, sapaan akrab Masruroh.

Iyung mengungkapkan pemilihan Pulau Penyengat sebagai lokasi GWB didasarkan pada peran penting Pulau Penyengat sebagai situs cagar budaya nasional yang tidak hanya menyimpan nilai sejarah, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan warisan budaya.

Menurutnya, Pulau Penyengat, dengan latar sejarah dan budaya yang kuat, merupakan contoh nyata destinasi yang mampu mengintegrasikan kesadaran ekologis dengan pelestarian nilai-nilai kultural, menjadikannya sebagai _living heritage_ yang mendukung transformasi sosial dan pariwisata berkelanjutan.

“Gerakan Wisata Bersih bukan sekadar simbol, melainkan solusi nyata dalam pengelolaan destinasi melalui pendekatan pentahelix. Dengan mengedepankan edukasi lingkungan, penguatan regulasi, dan kolaborasi lintas sektor, gerakan ini mendorong terciptanya destinasi yang berkelanjutan dan partisipatif,” katanya.

Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau Luki Zaiman Prawira menambahkan pihaknya berkomitmen terhadap pengembangan dan penguatan pariwisata berbasis budaya dan lingkungan yang lestari melalui kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat, serta pelaku usaha.

“Semoga dengan adanya gerakan wisata bersih, maka diharapkan _sustainable tourism_ dan pariwisata regeneratif yaitu pengelolaan pariwisata yang terintegrasi dengan pelestarian bagi generasi mendatang di Pulau Penyengat,” ujar Luki.

Dalam kegiatan ini, ada sekitar 2 ton sampah terkumpul di sekitar kawasan Pulau Penyengat. Seluruh sampah tersebut diproses di TPS3R dan diangkut oleh offtaker mitra Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang.

Selain kegiatan bersih-bersih, peserta juga berkunjung ke pelaku UMKM yang bergerak di bidang produk kreatif berbasis daur ulang sampah serta produk kuliner. Kunjungan ini melibatkan empat UMKM binaan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang, masyarakat Pulau Penyengat, dan PT Telkomsel.

Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengatakan inisiatif seperti Gerakan Wisata Bersih sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. “Program ini menekankan pentingnya tata kelola lingkungan, penguatan peran UMKM, dan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan,” kata Menteri Widiyanti.

Program ini juga relevan dengan prioritas nasional dalam menjaga ketahanan lingkungan, mendukung ekonomi kreatif lokal, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan destinasi unggulan berbasis budaya dan sejarah sesuai dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo-Wapres Gibran.

*Biro Komunikasi*
*Kementerian Pariwisata*

Klik, follow & subscribe website & medsos kami

*Website* https://kemenpar.go.id/
*Instagram* @kemenpar.ri
*Twitter/X* @KemenPariwisata
*Tiktok* @kemenpariwisata
*Facebook* Kementerian Pariwisata RI
*Youtube* Kementerian Pariwisata

Pewarta : Arif prihatin