SATYA BHAYANGKARA | JAKARTA, –Senin, 24 November 2025. Pada Pertemuan Tingkat Menteri Palestine Donor Group (PDG) di Brussels (20/11), Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan bahwa gencatan senjata di Gaza harus bersifat nyata dan permanen, serta menjadi langkah awal menuju pemulihan kemanusiaan dan terwujudnya Negara Palestina yang merdeka berdasarkan solusi dua negara.
Dalam pertemuan yang dipimpin bersama oleh Komisioner Uni Eropa untuk Mediterrania Dubravka Šuica dan Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammad Mustafa tersebut, Menlu Sugiono menyampaikan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza tetap mengkhawatirkan meskipun telah tercapai kesepakatan gencatan senjata. Menlu Sugiono menegaskan bahwa pemulihan yang efektif hanya dapat dicapai apabila setiap bantuan kemanusiaan serta proses rekonstruksi dan pembangunan, senantiasa berpusat pada Pemerintah dan rakyat Palestina.
Indonesia juga menyambut baik pembahasan mengenai penguatan koordinasi donor untuk rekonstruksi Gaza serta menekankan pentingnya pemulihan yang inklusif, berorientasi pada kebutuhan masyarakat, dan memulihkan martabat rakyat Palestina.
Pertemuan turut membahas Resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Gaza yang diadopsi pada 17 November 2025. Para Menteri menyoroti perlunya mekanisme implementasi yang jelas dan efektif agar Resolusi tersebut dapat mendorong terwujudnya kemerdekaan dan perdamaian Palestina.
“Kita perlu memastikan adanya mandat PBB yang jelas bagi misi penjaga perdamaian, sesuai dengan hukum internasional dan parameter yang disepakati bersama oleh semua Pihak,” tegas Menlu Sugiono.
Pertemuan PDG dihadiri negara-negara anggota Uni Eropa, Mitra di kawasan, serta berbagai lembaga internasional. Pertemuan juga berfokus pada agenda reformasi Otoritas Palestina, serta dukungan terhadap pemulihan Gaza dan pembangunan ekonomi di Tepi Barat.
Sumber: Kementerian Luar Negeri
Pewarta : Arif prihatin





