Kemendikdasmen Prioritaskan Pengembangan Konten Bidang Kejuruan di Rumah Pendidikan

News18 Dilihat

SATYA BHAYANGKARA | JAKARTA, –Selasa, 25 November 2025. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta kembali melaksanakan Program Sapa Sekolah dengan menyosialisasikan super aplikasi “Rumah Pendidikan” di SMP Negeri 95 Jakarta Utara, Jumat (21/11). Kegiatan ini dihadiri perwakilan guru dari sekolah dasar hingga menengah di wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.

Rumah Pendidikan merupakan platform pembelajaran digital yang terdiri atas layanan Ruang GTK dan Ruang Murid, yang dirancang sebagai solusi pembelajaran lebih interaktif, adaptif, dan menyenangkan bagi guru serta peserta didik.

Melalui Program Sapa Sekolah, Kemendikdasmen mengunjungi sekolah-sekolah untuk memberikan sesi coaching dalam kelompok kecil guna memperkenalkan fitur-fitur aplikasi secara langsung kepada penggunanya.

Ketua Kelompok Kerja Jejaring dan Kemitraan Pusdatin, Kemendikdasmen, Tuti Alawiyah, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk mendekatkan layanan digital kepada satuan pendidikan. “Ini bagian dari upaya jemput bola. Kami ingin guru dan siswa memahami langsung bagaimana memanfaatkan Rumah Pendidikan, terutama Ruang GTK dan Ruang Murid. Harapannya, peserta yang hadir dapat mengimbaskan pengetahuan ini kepada guru-guru lainnya di sekolah masing-masing,” ungkapnya.

Ia menambahkan, saat ini Kemendikdasmen tengah memperkuat ekosistem konten pembelajaran melalui kolaborasi dengan guru kreator dan mitra berbagai bidang.

Meskipun demikian, pengembangan konten kejuruan, khususnya untuk SMK, masih menjadi prioritas lanjutan. Pada sisi lain, akses layanan juga terus diperluas agar dapat digunakan tidak hanya melalui akun belajar, namun juga secara umum dengan beberapa batasan fitur.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Subbag Tata Usaha Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Utara, Is Budiana, menekankan pentingnya kesiapan guru dalam menghadapi perubahan karakter peserta didik yang kini adalah digital native.

“Dengan hadirnya Rumah Pendidikan, guru dituntut tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi, namun juga memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Transformasi digital bukan soal aplikasi, tetapi bagaimana menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, adaptif, dan memerdekakan murid,” ujarnya.

Is Budiana juga menitipkan pesan kepada para peserta untuk terlibat aktif, menjadi agen perubahan di sekolah, dan menempatkan kebutuhan belajar murid sebagai prioritas. Ia menilai tantangan urban seperti mobilitas tinggi, budaya digital, hingga kerentanan sosial menuntut sekolah memperkuat karakter positif dan keterhubungan dengan orang tua.

Kepala SMP Negeri 95 Jakarta, Pramono, menyampaikan bahwa Rumah Pendidikan merupakan solusi pembelajaran digital yang sesuai dengan kebutuhan murid masa kini. “Yang penting adalah bagaimana kita mempraktikkan di sekolah dan mendiseminasikannya kepada rekan guru. Informasi harus sampai agar aplikasi ini benar-benar dimanfaatkan dalam pembelajaran sehari-hari,” ujarnya.

Kegiatan ini juga menghadirkan berbagi praktik baik dari guru Dwi Prasetya (SDN Pondok Labu 03 Jakarta), yang telah memanfaatkan Ruang Murid sebagai sumber belajar terintegrasi dalam kelas.

Melalui konten kurasi, video, game edukasi, hingga artikel pembelajaran, ia menyampaikan bahwa Ruang Murid memudahkan guru dan meningkatkan minat belajar peserta didik. “Dengan satu akses, anak-anak bisa mengeksplorasi materi secara mandiri dan merasakan joyful learning,” ungkap Dwi.

Usai sesi berbagi, peserta diajak mengobservasi pembelajaran di kelas SMP 95 yang telah memanfaatkan fitur Rumah Pendidikan. Tidak hanya guru, siswa juga turut memberikan pengalaman belajarnya. Salah satunya, Kenes Arindya Pratista dari kelas 8D menyampaikan bahwa Ruang Murid membuat proses belajar lebih menarik dan relevan bagi generasi muda. Ridho Sihabudin dari kelas 8A turut menambahkan bahwa platform ini membantunya memahami materi dengan lebih baik dan berharap fitur-fitur pembelajaran semakin diperbanyak ke depan.

Melalui digitalisasi pembelajaran, Rumah Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan melalui akses sumber belajar yang lebih luas, efektivitas proses pembelajaran, serta peningkatan motivasi belajar peserta didik.

Namun, keberhasilan implementasi ini juga memerlukan kesiapan infrastruktur, keterampilan digital tenaga pendidik, serta dukungan kebijakan yang konsisten agar transformasi pembelajaran dapat tercapai optimal, sejalan dengan visi Kemendikdasmen untuk mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua

Sumber : Penulis & Dokumentasi: Shaka, Pusdatin/Editor: Denty A.

Pewarta : Arif prihatin