Program Nasional KDMP Wilayah Kecamatan Kaliwedi Sedikit Kisruh, Semua Pihak Terkait Jangan Berpangku Tangan

News24 Dilihat

SATYA BHAYANGKARA | KABUPATEN CIREBON, – Bertempat di kantor camat kaliwedi tepat di jalan ki gesang nomor 142, Camat kaliwedi, Hardomo mengundang pihak – pihak yang bersangkutan seperti Kuwu dan pemilik yayasan TK Daarul farokh mengenai lahan milik desa yang rencananya akan di bangunnya gudang dan gerai koperasi desa merah putih, Jumat (28/11/2025)

 

Di dalam mediasi tersebut camat kaliwedi Hardomo hadirkan ketua BPD Turah, Kuwu desa guwa kidul yang di wakili perangkat desanya Agus,Danramil kaliwedi Kapten CPL Dulkolim, kepala sekolah yayasan TK Daarul farokh Kiki mustaqimah, serta guru TK yayasan daarul farukh ati.

Mediasi ini bertujuan untuk menemukan titik temu dan solusi terbaik bagi semua pihak yang berkepentingan terkait pemanfaatan lahan desa tersebut yang saat ini di gunakan yayasan TK yang sudah lama berjalan, dengan mempertimbangkan rencana pembangunan ekonomi desa melalui koperasi desa merah putih (KDMP) termasuk program nasional yang di canangkan presiden.

Saat memimpin proses mediasi Hardomo mengatakan, “pemerintah desa wajib menyiapkan lahan untuk sarana koperasi desa merah putih untuk tahun ini dan tahun yang akan datang karena ini program nasional, akan tetapi terkendala dengan  adanya yayasan sekolah TK milik pribadi yang sudah puluhan tahun berdiri, sedangkan lahan dan dua gedung milik desa secara hukum tidak boleh untuk kepentingan lain selain kepentingan desa.

Tidak kita pungkiri bahwa pendidikan juga peting, akan tetapi saya sarankan alangkah lebih baiknya yayasan tersebut berdiri sendiri punya tanah sendiri dengan tidak harus menempati tanah dan bangunan milik orang lain atau aset desa, sepanjang pemerintah desa tidak membutuhkan lahan tersebut mungkin sah – sah saja untuk ditempati atau  untuk kegiatan lain , tetapi saat sekarang desa membutuhkan lahan untuk membangun sebuah koperasi desa merah putih (KDMP)  ini program nasional yang tidak boleh diabaikan dan semua pihak harus mendukung,”Terangnya

Mediasi tersebut ketua BPD desa guwa kidul Turah atau yang lebih akrab disapa mang Betu  turut  menimpali dan juga mengatakan, “awal dengan akan di bangunnya koperasi desa merah putih di desa guwa kidul berharap kegiatan belajar mengajar berharap tidak tersentuh, karena saya juga paham pendidikan juga penting, tetapi pas pengukuran di lapangan lahan tersebut tidak sesuai apa yang di harapkan, artinya persyaratan tersebut di tolak dengan adanya minim lahan,  terkecuali dari salah satu gedung  yang berdiri di lahan milik desa tersebut harus dibongkar.

“sekali lagi saya katakan, pendidikan juga sangat penting, apa yang di sampaikan pak camat tadi saya sepakat, tetapi membangun  koperasi desa merah putih juga penting dan bahkan sangat penting, walaupun entah kedepan berjalan maksimal atau tidak, Sepanjang tanah dan dua bangunan milik desa itu tidak di fungsikan silahkan saja untuk kegiatan masyarakat apa saja kami sepakat, apa lagi untuk kegiatan pendidikan atau belajar mengajar, bahkan pernah kami  mengusulkan kalau bisa sekolah TK milik yayasan tersebut di naikkan status nya menjadi negeri, “tutur Tura dihadapan para undangan yang hadir

Sementara Kiki selaku kepala sekolah yayasan TK Daarul farokh desa guwa kidul juga mengatakan “,bahwa dunia pendidikan itu sangat penting, bagaimana anak – anak mungkin bisa belajar, saat gedung sekolah dibangun untuk koperasi desa merah putih, seakan – akan pendidikan di anggap remeh, terus kenapa semua orang fokusnya ke koperasi desa merah putih padahal dunia pendidikan penting.

“yayasan saya itu legal punya ijin resmi dan mempunyai surat hak guna pakai, dan dari dinas pendidikan pun mendukung, dan saya tidak mau pindah sebelum diberikan minimalnya tempat yang baru karena kegiatan belajar tidak boleh putus dan harus terus berlanjut, apalagi tahun depan akan mendapat bantuan kapitalis  dari pemerintah,”pungkas kiki

‎Agus selaku perwakilan dari pemerintah desa juga meluruskan dan mengatakan di dalam mediasi ini.”mohon maaf Ada anggapan menyepelekan tentang dunia pendidikan sebenarnya itu tidak ada, dari awal kami dari pihak desa menginginkan bangunan itu utuh dan tidak disentuh, waktu pengukuran pertama yang di saksikan pengawas koperasi desa merah putih itu di ukur dengan posisi leter L agar dua bangunan aman, tetapi di waktu pengukuran ke dua di saksikan langsung oleh kontraktor yang akan membangun dengan melihat data dan gambar yang ada ternyata berbeda sehingga di tolak karena tadi tidak sesuai dengan gambar dan ukurannya dengan tidak bisa sama sekali tawar menawar dengan ukuran yang sudah ada, “terangnya.

‎Dan kami juga dari pemerintah desa sudah pernah menemui pihak yayasan dengan kontraktor nya untuk memberikan penjelasan secara langsung dan detail  terkait ini, maksud saya biar pemerintah desa itu tidak di anggap mengada – ada dengan program ini,”pungkasnya.

‎pewarta : Arif prihatin