Wujud Syukur Pemdes Dan Masyarakat Sleman, Gelar Mapag Sri

News20 Dilihat

SATYA BHAYANGKARA | SLEMAN, INDRAMAYU, – UPACARA adat adalah sebuah ritual yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat di suatu daerah. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada sang Pencipta Alam Semesta, serta untuk meminta berkat dan keselamatan. Selain itu, upacara adat juga berfungsi sebagai media untuk memperkuat nilai-nilai tradisional dan mempererat hubungan sosial antaranggota masyarakat.

Setiap daerah di Indonesia memiliki upacara adat yang berbeda-beda, dan menjadi bagian penting dari keanekaragaman budaya Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Upacara Adat Mapag Sri memiliki dampak positif untuk meningkatkan minat kaum muda untuk menjadi petani milenial. Selain sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil panen, upacara ini juga memiliki makna dan filosofi yang besar dalam kehidupan petani.

Dalam pelaksanaannya, upacara Mapag Sri mengajarkan para petani untuk selalu bersyukur atas hasil panen yang diperoleh, serta menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Hal ini membuat petani lebih bersemangat dalam bekerja dan memupuk rasa tanggung jawab terhadap tanaman yang ditanam. Selain itu, upacara Mapag Sri juga mempererat hubungan antarpetani dan membangun rasa solidaritas dan gotong royong di antara mereka. Dengan adanya rasa kebersamaan ini, petani akan saling membantu dalam menghadapi berbagai tantangan di lapangan, termasuk menghadapi perubahan cuaca dan penyakit pada tanaman.

Dengan mengadakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan minat dan keterampilan para petani muda, diharapkan upacara adat Mapag Sri dapat menjadi sarana untuk mempromosikan pertanian dan memotivasi petani muda untuk terlibat dalam usaha pertanian.

Saat ini, terdapat beberapa faktor yang membuat kaum muda enggan untuk menjadi petani, di antaranya:
Minimnya dukungan pemerintah, karena pemerintah belum memberikan dukungan yang cukup besar bagi petani, terutama bagi petani muda yang ingin memulai usaha pertanian. Dukungan yang minim membuat banyak kaum muda enggan untuk menjadi petani.

Kurangnya pendidikan dan pelatihan tentang pertanian modern dan efisien membuat kaum muda kurang tertarik untuk menjadi petani. Banyak di antara mereka yang beranggapan bahwa pertanian adalah pekerjaan yang kuno dan tidak menarik.

Kesenjangan ekonomi antara kota dan desa membuat kaum muda lebih memilih untuk mencari pekerjaan di kota daripada menjadi petani di desa. Mereka beranggapan bahwa pendapatan yang didapatkan dari pekerjaan di kota jauh lebih besar daripada menjadi petani.

Tidak adanya jaminan keberhasilan usaha, Pertanian merupakan usaha yang memiliki risiko yang cukup tinggi. Banyak petani yang mengalami kegagalan dalam usaha mereka. Hal ini membuat kaum muda enggan untuk menjadi petani karena mereka tidak memiliki jaminan keberhasilan usaha.

Kurangnya pengakuan dan apresiasi terhadap petani membuat banyak kaum muda merasa bahwa menjadi petani tidak dihargai. Secara keseluruhan, kondisi saat ini membuat banyak kaum muda enggan untuk menjadi petani. Namun, dengan adanya kegiatan-kegiatan yang mendukung petani, seperti kegiatan Mapag Sri, diharapkan dapat meningkatkan minat kaum muda untuk menjadi petani milenial yang berdedikasi dalam memajukan pertanian Indonesia.

Kegiatan Upacara Adat Mapag Sri yang bertujuan untuk meningkatkan minat kaum muda menjadi petani milenial memiliki dampak yang positif bagi masyarakat dan lingkungan. Berikut beberapa dampak dari kegiatan tersebut:

1.Meningkatkan Kesadaran Lingkungan, Kegiatan Mapag Sri mengajarkan cara bercocok tanam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran lingkungan bagi kaum muda dan memotivasi mereka untuk mempertahankan keberlangsungan lingkungan hidup.

2.Meningkatkan Keterampilan Pertanian, Melalui kegiatan Mapag Sri, kaum muda diajarkan keterampilan pertanian yang modern dan efisien. Mereka dapat belajar teknologi terbaru dalam pertanian dan meningkatkan kemampuan mereka dalam bercocok tanam.

3.Meningkatkan Kesejahteraan Petani, Kegiatan Mapag Sri juga memberikan manfaat bagi petani. Dengan meningkatnya minat kaum muda untuk menjadi petani, petani akan memiliki tenaga kerja baru yang dapat membantu mereka meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.

4.Meningkatkan Ketahanan Pangan, Minat kaum muda untuk menjadi petani milenial dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional. Kehadiran petani milenial yang terampil dan produktif dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.

5.Meningkatkan Perekonomian Lokal. Dengan meningkatnya jumlah petani milenial, akan terjadi peningkatan produksi pertanian dan meningkatkan pendapatan petani. Hal ini dapat berdampak positif pada perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Secara keseluruhan, kegiatan Mapag Sri dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan, petani, dan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan demikian, upacara Mapag Sri memberikan dampak positif dalam meningkatkan minat kaum muda untuk menjadi petani milenial dan mendorong kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan pertanian. Petani tidak hanya fokus pada aspek teknis dalam bercocok tanam, tetapi juga memperhatikan aspek spiritual dan sosial dalam menjaga keberhasilan panen dan meningkatkan kualitas hidup mereka

Acara dihadiri oleh forkopimcam, tokoh masyarakat, tokoh agama dan semua masyarakat desa sleman, kecamatan sliyeg, kabupaten Indramayu

Kepala desa ( Kuwu ) Sleman, Abdul goni menuturkan, Mapag Sri merupakan ungkapan syukur atas hasil panen kali ini yang berlimpah ruah. Sebelumnya, masyarakat telah melakukan sedekah bumi yang dilakukan sebelum masa tanam.

“Karena awal kita menanamkan padi tetap memohon rida Allah dan akhir setelah panen rasa syukur kami terhadap Allah karena kami semua para petani akan menghadapi hasil panen. Mudah-mudahan dengan hasil yang melimpah dan barokah,” kata dia.

Untuk Mapag Sri sendiri karena mau jemput panen padi mudah-mudahan hasilnya melimpah. Artinya Dewi Sri yang pada saat itu leluhur kami dilestarikan maka kami sebagai warisan-warisan budaya tetap harus melaksanakan itu,” ujarnya.

Ia menerangkan, tradisi ini menjadi agenda rutin setiap tahun yang dilakukan masyarakatnya, khususnya para petani di desa Sleman. Dia berharap, dengan mengadakan kegiatan ini, hasil panen masyarakat akan semakin melimpah

Pewarta : Arif prihatin