Saumlaki, Satyabhayangkara.co.id – BNPP melalui Deputi II Bidang Pengelolaan ASDEP dan Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan, Irjen Pol. Makhruzi Rahman,S.I.K.,MM. melakukan kunjungan ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Rabu, (15/05).
Dalam kunjungan tersebut, Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Irjen Pol. Makhruzi Rahman, S.I.K.,MM. didampingi oleh Pj Bupati Kepulauan Tanimbar, Piterson Rangkoratat dan Kapolres Kepulauan Tanimbar, AKBP Umar Wijaya, S.I.K serta steakholder juga mengunjungi Kantor Syabandar Saumlaki.
Sebagai Kepala Syabandar KKT, Rodrieggo Diaz melaporkan kondisi reel Pelabuhan Laut Saumlaki.
“Pelabuhan Saumlaki berada di Indonesia Timur secara admnistratif berada di Kepulauan Tanimbar,” ungkap Diaz.
Selanjutnya dirinya menjelaskan bahwa, data pelabuhan saumlaki adalah memiliki dermaga dengan panjang 150 meter dan lebar 8 meter memiliki lapangan penumpukan, lapangan parkir, gedung kantor, terminal penumpang serta 8 alat bongkar muat di pelabuhan saumlaki.
“Pelabuhan Saumlaki membawahi 11 wilayah kerja, dimana wilayah kerja tersebut terdapat di dua Kabupeten, KKT dan MBD. Wilayah kerja UPP Saumlaki sendiri yang mencakup dua Kabupaten ini yang mana merupakan daerah kepulauan untuk itu, sarana transportasi laut yang sangat efektif,” bebernya
Dirinya juga melaporkan fasilitas-fasilatas yang dimiliki oleh pelabuhan-pelabuhan pada 11 wilayah kerja UPP Saumlaki yakni, Pelabuhan Tepa, Marsela, Daweloor, Kroing, Larat, Tutukembong, Molu, Seira, Adaut yang sudah memiliki eksistingnya masing-masing. Namun, ada juga titik singgah Perintis yang belum ada fasilitas pelabuhannya yaitu titik singgah di Sofyanin dan Wunlah dimana aktivitasnya masih dengan cara berlabuh.
“Adapun data kapal-kapal dimana setiap tahunnya ada peningkatan terkait kapal-kapal yang masuk dan keluar pelabuhan Saumlaki antaranya, KM Leuser, KM Sirimau, KM Pangrango, KM Sanus 71, KM Sanus 60, KM Sanus 39, KM Sanus 32, KM Berkat Taloda, KM Sanus 34, KM Frans Kaesepo. Selain itu adapun data bongkar muat di pelabunan Saumlaki, Larat dan Tepa mengalami kenaikan yang signifikan pertajunnya sehingga kekurangan lapangan penumpukan menjadi masalah utamanya,” jelas Diaz.
Diaz juga menjelaskan betapa pentingnya Tol Laut dengan cepat dalam mendistribusikan bahan pangan serta kebutahan masyarakat lainnya sebagai wujud konektifitas program Pemerinta pusat dalam menghubungkan wilayah barat dan timur Indonesia dan juga menekan perbedaan harga barang dan biaya logistik antara wilayah barat dan timur Indonesia. Adapun kendala yang dihadapi di pelabuahan Saumlaki yakni, terminal penumpang yang belum selesai dikerjakan, antrian boarding tiket yang belum teratur karena minim fasilitas gedung serta over kapasitas parkiran.
Dari berbagai laporan kendala permasalahan yang dilaporkan Diaz selaku kepala syabandar saumlaki langsung direspon oleh Depti II Bidang Pengelolaan ASDEP dan Potensi Kawasan Perbatasan tersebut.
“Untuk lahan dan lain sebagainya soal kemanan kita serahkan ke Perintah Daerah dan Polres Kepulauan Tanimbar untuk sama-sama kita melihat hal ini dan untuk masalah kekurangan fasilitas, saya sendiri yang akan melaporkan serta memintanya langsung ke Kementrian Perhungan,” ungkap Rahman.
“Yang penting, dari Perhubungan disini menyurati ke BNPP dan Kementrian dan bakal kita cek terus tentang usulan ini dan mudah-mudahan di tahun 2025 sudah bisa dimasukan anggaranya.” Tandasnya. (B.A.J.K)