Satya Bhayangkara Saumlaki – Masyarakat adat desa Lauran, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, melaksanakan ritual adat penjemputan Superior General MSC atau pemimpin tarekat MSC se dunia, Reverendus Pater (RP) Mario Absalon Alvarado Tovar, yang melakukan kunjungan kanonik di wilayah itu, Selasa (11/6/2024).
Ritual adat itu dimulai dari pementasan tari-tarian adat penyambutan di pintu masuk desa Lauran, perarakan bersama pastor Mario menuju alun-alun desa dan kemudian dilanjutkan dengan musyawarah adat oleh para tua adat.
Dalam prosesi penyambutan, masyarakat adat baik pria maupun wanita mengenakan pakaian kebesaran adat Tanimbar. Beberapa pria dewasa melakukan aksi teatrikal penyambutan ala perang, yang menggambarkan kondisi masyarakat Tanimbar di masa peradaban kuno.
Saat di alun-alun desa, musyawarah adat di gelar oleh tetua adat dari perahu Lauran dan Taborat, yang dipimpin oleh Kepala Desa Lauran, Stanislaus Kenjapluan sebagai pemangku adat tertinggi di desa.
Tetua adat Lauran ini duduk mengelilingi alun-alun desa dengan posisi masing-masing sesuai strata adat yang menyerupai perahu.
Usai berdiskusi, dilanjutkan dengan pengalungan tais (kain tenun ikat) Tanempar oleh Kepala Desa dan istri serta doa adat dari keluarga Mangsombe.
Masyarakat adat di desa ini bergembira karena dikunjungi oleh pemimpin tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC) se-dunia.
Kunjungan ini sebagai bagian dari napak tilas kehadiran tarekat MSC yang pertama kali menyebarkan agama Katolik di Kepulauan Tanimbar pada 1910 melalui pater doktor Mathias Neyens, MSC.
Selain berdoa adat, para tetua adat di desa ini menunjukan dua benda sebagai bukti perjanjian antara pastor Mathias Neyens,MSC, misionaris pertama berkebangsaan Belanda yang menyebarkan misi Katolik di Tanimbar dan menginjakan kakinya di Lauran. Bukti perjanjian antara pastor Mathias Neyens dengan ken Falaksoru yang masih tersimpan adalah tongkat atau tekan yang terbuat dari kayu dan kalung atau wampar yang terbuat dari kerang.
“Dua benda bersejarah ini merupakan peninggalan oyang kami yaitu ken Falaksoru. Saat itu, pastor Mathias Neyens menyerahkan tiga benda yaitu sehelai jubah, tongkat dan kalung dan berjanji bahwa setelah dia melanjutkan misinya ke daerah lain, akan datang lagi rekan-rekannya untuk melanjutkan misi pewartaan” kata Stanislaus Kenjapluan.
Stanislaus mengaku gembira bersama warga dan umat Katolik di desa Lauran karena dikunjungi oleh pemimpin tertinggi se-dunia tarekat Missionarii Sacratissimi Cordis atau MSC.
Dari alun-alun desa, masyarakat berdendang ria menghantar pastor Mario yang didampingi oleh Superior Daerah MSC Maluku, RP. Joseph Frederik Rettob, pemimpin komunitas biara MSC Ureyana Saumlaki, RP. Mourits Loru, dan para pastor MSC menuju pastoran untuk selanjutnya bersama-sama merayakan perayaan ekaristi kudus di gereja Hati Kudus Yesus Lauran.
Dalam khotbanya, pastor Mario Absalon Alvarado Tovar mengaku bangga dengan penerimaan umat dan masyarakat adat desa Lauran.
Kepada umat, pastor Mario berpesan agar terus mewartakan injil dengan menjadikan diri sebagai garam dan terang, seperti pesan Tuhan Yesus.
“Terang dibutuhkan agar banyak hal bisa menjadi jelas dalam kehidupan.
Konflik, peperangan dan perbedaan sebagai simbol bahwa garam dan terang tidak ada dalam diri kita,” pesannya.
Sebagai Superior General MSC, pastor berasal dari Republik Guetemala, salah satu negara di Amerika Tengah ini mengaku telah mengelilingi sejumlah negara dan melihat ada nilai kehidupan iman yang hilang.
Dia berharap, iman umat di Tanimbar akan terus tumbuh dan berkembang jauh lebih baik lagi.(A,L)