RDC Gelorakan Semangat UMKM, Seni dan Budaya Bersama _* Mene Q *_ Cafe & Kuliner

Uncategorized561 Dilihat

SATYA BHAYANGKARA | KABUPATEN CIREBON, – Ramaikan UMKM dan Gerai batik Di pasar sentra batik Trusmi, RDC siapkan terobosan baru. Baik dari segi budaya, wisata kuliner maupun kesenian khas daerah Cirebon dan Juga salah satu tempat yang nyaman dan patut ditunggu masyarakat kabupaten Cirebon.Selasa 2 Juli 2024

RDC siap memanjakan baik wisatawan lokal maupun wisatawan dari luar daerah dengan berbagai sajian, baik itu kuliner maupun kesenian khas dari kabupaten Cirebon yang akan memukau para pengunjung

Kita dukung salah satu Program pemerintah pusat dalam Pemulihan Ekonomi Nasional ( PEN ).
Dan sektor yang paling memungkinkan untuk menghidupkan UMKM adalah sektor pariwisata.
Pasar Centra batik Trusmi dapat menjadi pilihan yang layak sebagai gerbang pariwisata Kabupaten Cirebon

Berdasarkan saran dan masukan dari BAPELITBANGDA.
Penunjang urusan pemerintahan di bidang perencanaan dan penelitian serta pengembangan yang menjadi kewenangan di kabupaten Cirebon.
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Penyelenggaraa upaya peningkatan pelayanan publik di bidang perindustrian, perdagangan dan pengelolaan pasar
DINAS PARIWISATA
perumusan di bidang budaya, pariwisata, peningkatan daya tarik destinasi wisata di kabupaten Cirebon
DISKOMINFO
Perumusan bidang informasi dan komunikasi kabupaten Cirebon
DINAS PENDIDIKAN
Pendidikan non formal terkait seni dan budaya pendidikan sekolah – sekolah formal di kabupaten Cirebon
DINAS PERHUBUNGAN
Pengendalian pelaksana perawatan/pemeliharaan prasarana di kabupaten Cirebon

Ketua RDC Arief Rahman,Sekretaris Wahyu Heryanto,Bendahara Afifah Tuz Zazilah,Koordinator Bidang: Jaelani JoharBidang Advokasi Hukum & HAM: HaniBidang Masyarakat, Komunikasi & Kerohanian: Dirman,Bidang Publikasi, Dokumentasi & IT : Arif Prihatin,Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia: 1. Ade Candra Purnomo 2. Muhdis Syamsul Rifai,Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial: Muslikha,Bidang Lingkungan Hidup, Pertanian & Pariwisata: Virgiyanti,Bidang Ekonomi skala kecil & Koperasi: Yusminar,Bidang Seni & Budaya: Iis Aphita dan Bidang Pengembangan Olahraga Nuni Shoraya. Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan centra pasar Batik trusmi, RDC akan membuka cafe bernuansa khas Cirebon ” Mene Q ” yang artinya kesini untuk para penikmat kopi.

 

_* Mene Q *_ menggandeng beberapa komunitas untuk:
1.mengijinkan ruang area penataan informasi budaya, pariwisata UMKM dan ekonomi kreatif
2.menempati kios – kios kuliner
3.memanfaatkan stage area
a) panggung pagelaran budaya dimanfaatkan untuk pentas seni Tari lokal, live music dan lain – lain
b) pagelaran fashion week
c) kolaborasi dengan pemilik mainan anak – anak ( pasar malam )
d) kolaborasi dengan pemilik transportasi lokal ( odong – odong )
4.menata lokasi parkir kendaraan roda dua, empat dan lebih
5.melengkapi fasilitas umum ” tutur To’ip melalui media ini

Sebagai wadah komunitas insan muda yang mempunyai niat kuat untuk maju dan mandiri, bersama membangun kabupaten Cirebon melalui sektor pariwisata kuliner, seni dan budaya lokal diarea pasar Centra batik Trusmi.
Sebagai wadah insan enterpreneur untuk berekspresi dan berkreasi melalui ide – ide inovatif yang Aplikatif untuk tujuan meramaikan pasar Centra batik Trusmi.
Memfasilitasi program Bumdesa di kabupaten Cirebon terhadap sektor UMKM atau ekonomi kreatif baik berupa makanan, minuman atau handycraft bernuansa lokal Cirebon ” ujarnya

Cafe _* Mene Q *_
Menyediakan makanan dan minuman khas Cirebon.
Menyajikan pentas seni, budaya lokal maupun fashion batik.
Kami juga akan menyelenggarakan event bersama komunitas lokal maupun luar daerah.
Memfasilitasi BUMDESa yang berinovasi menciptakan produk lokal, baik berupa UMKM, ekonomi kreatif maupun handicraft yang berkesinambungan”lanjutnya

Yang lebih penting lagi Cafe _* Mene Q *_ memiliki fasilitas:
1.akses pintu masuk gerbang utama dijalur Pantura
2. Area parkir luas
3. Masjid Al – Batiqu
4. Kios – kios kuliner
5. Stage Art atau Panggung seni dan budaya yang Representatif
6. Kamar mandi dan WC yang bersih. ” Kalau Bandung Punya Braga, Yogyakarta punya Malioboro, kenapa Cirebon tidak “tandasnya

Pewarta : Arif prihatin