SATYA BHAYANGKARA-PAPUA
— Saat langit Papua masih menyimpan mendung kecemasan, satu per satu warga Kampung Eronggobak turun dari lereng bukit dengan langkah tergesa. Mata anak-anak penuh tanda tanya, para ibu menggandeng erat tangan-tangan kecil mereka. Ancaman dari kelompok bersenjata membuat mereka hanya punya satu tujuan: Pos Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti – Eromaga.
Pada Selasa, 24 Juni 2025, pukul 08.00 WIT, satu tim yang terdiri dari 20 personel dipimpin Letda Inf Sudirman segera digerakkan dari TK Eromaga untuk melaksanakan Binter terbatas. Mereka bukan pergi untuk bertempur, melainkan untuk melindungi, merangkul, dan membantu warga yang mengungsi ke sekitar Pos karena rasa takut akan teror.
Dari sudut lereng hingga ke bawah pohon rimbun, terlihat para prajurit bahu-membahu membangun tenda darurat. Dengan tarikan terpal biru dan tiang-tiang dari batang kayu, mereka membangun tenda kemanusiaan, bukan barak perang. Ada 65 jiwa yang mengungsi—20 di antaranya anak-anak, sisanya ibu dan bapak yang kini hanya ingin aman.
> “Kami menerima Bapak dan Ibu semua di sini. Kami TNI hadir untuk melindungi, bukan hanya menjaga batas negara, tapi juga menjaga hati dan nyawa saudara kami,” ujar Letda Inf Sudirman, Danpos Eromaga, sambil mengangkat balok penyangga tenda.
Di sekitar api unggun kecil, anak-anak mulai tersenyum kembali. Para mama Papua memasak makanan sederhana dari bantuan yang diberikan Satgas. Sembako dibagikan tangan ke tangan, bukan dengan formalitas, tetapi dengan cinta yang tulus dari anak bangsa kepada ibu pertiwi.
> Karel Murib, salah satu pegawai distrik yang membantu proses pengungsian, berkata, “Kami sangat berterima kasih kepada bapak-bapak TNI. Kami datang dalam ketakutan, tapi kami diterima dengan hangat. Mereka bukan hanya menjaga tanah ini, tapi menjaga kami.”
> Sementara itu, Tiberius Murib, yang juga ikut membantu warga, menambahkan, “Tanpa mereka, warga kami bisa saja terlantar dan tersesat. Terima kasih, Satgas 700.”
Kini, di bawah naungan biru tenda dan merah putih yang berkibar tak jauh dari situ, berdirilah cerita tentang kemanusiaan. Cerita tentang tentara yang tak hanya mengangkat senjata, tetapi juga mengangkat beban warga yang ketakutan.
Dan di tengah langit Papua yang kembali cerah, suara anak-anak yang mulai tertawa menjadi nyanyian harapan baru bagi Kampung Eronggobak.
Autentikasi : Pen Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 700 Wira Yudha Cakti
Pewarta Muh Haris