Ekspansi Akses Pasar, ASPRINDO dan LRDI Gelar Muhibah Dagang Ke Negara Turki

Uncategorized1077 Dilihat

SATYA BHAYANGKARA JAKARTA — Dalam rangka memperkuat akses ke pasar Turki serta mendorong diversifikasi komoditi import dari Indonesia, Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) bersama Lembaga Rumah Dagang Indonesia (LRDI) akan melaksanakan Trade Tourism and Investment (TTI 2024). Kamis /11/01/2024

Kegiatan muhibah dagang ke Turki tersebut mencakup program Business Matching dan penjajakan Sister City/Province Cooperation.

Ketua Umum Asprindo, H. Jose Rizal mengatakan bahwa dalam misi dagang ke Turki itu pihaknya merencanakan MoU antara DPP Asprindo, DPP LRDI dan Tumisiad yang notabene merupakan organisasi UKM terbesar di Turki.

“Untuk diketahui, Tumisiad adalah organisasi UKM yang pembentukannya pada tahun 2005 dan difasilitasi oleh Pemerintah Turki.”

Lebih jauh Jose menyebut bahwa neraca perdagangan bilateral Indonesia-Turki terus mengalami peningkatan.”Pada tahun 2022 telah mencapai US$ 2M, surplus US$ 1,2M bagi Indonesia,” ujar Jose, Kamis (11/1/24).

Menurut Jose Rizal, “neraca perdagangan tersebut akan semakin positif seiring dengan rencana pemberlakuan Indonesia-Turki Comprehensive Economic Partnership Agreement (ITCEPA) pada tahun 2024.”

Kata dia dengan agreement yang meliputi pembebasan bea masuk, maka neraca perdagangan bilateral kedua Negara akan mencapai US$ 10 M.

“Saya yakin produk utama kita yang selama ini diimport oleh Turki akan semakin membanjiri pasar mereka (Turki red),” imbuhnya.

Jose menyebut bahwa produk Indonesia yang selama ini laku di pasar Turki meliputi barang dan anyaman (termasuk handicraft).”Selain itu juga pakaian, produk alas kaki terutama sandal, besi dan baja, rempah-rempah termasuk Vanili, Crude Palm Oil (CPO), minyak goreng, makanan olahan (frozen food), cacao, nikel, batubara dan lainnya,” imbuhnya.

Jose menambahkan bahwa pada dasarnya kemampuan Turki melakukan import dari Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan ekspornya.

“Itu sesuai data statistik, namun kendala yang dihadapi dunia usaha Turki adalah minim informasi tentang potensi yang dimiliki oleh Indonesia,” jelasnya. (Red)

Pemred Dsi7

Editor Asmail Tutu